Handout
Psykologi Sosial
Objek
dan Metode Penelitian dalam Psykolgo Sosial
Objek
Untuk mendefenisikan
suatu ilmu pengetahuan perlu kita rumuskan objek-objek pelajaran dan
penyelidikan. Ketika menunjukan objek pelajaran nya dapatlah kita beda-bedakan
dua macam objek, yaitu objek material dan
objek formal dari ilmu penegtahuan
tersebut
Ø Objek Material meliputi
fakta-fakta, gejala-gejala, atau
pokok-pokok yang nyata depelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan itu. Objek material dari psykologi sosial ialah
gejala-gejala sosial. Ilmu pengetahuan ternyata belum mampuh untuk membedakan
objek material ilmu yang satu dengan yang lain. Contoh : objek material dari
sosiologi adalah gejala-gejala sosial, objek material dari ilmu hukum juga
gejala-gejala sosial, begitu juga objek formal ilmu ekonomi sosial dan ilmu
sosial lainnya.
Jadi jelaslah bahwa kita tidak dapat
mendefenisikan sebuah ilmu apabila kita hanya menunjukan kepada objek
materilnya saja. Hal yang mampuh untuk membedakan ilmu yang satu dengan ilmu
yang lain ialah objek formalnya. Objek
formal tentu hanya dipunyai oleh beberapa ilmupengetahuan.
Ø Objek formal satu
ilmu justru ditujukan oleh rumusan dan defenisi ilmu pengetahuan tersebut. Rumusan atau objek formal dari ilmu
psykologi sisial adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman
dan tingkah laku idividu manusia dalam hubunganya dengan situasi-situasi
perangsang sosial (Sherif dan Sherif, An
outline of sosial psykologi)
2. Segi-segi
psykologi dari tingkah laku manusia yang dipengaruhi oleh interaksi sosial
(Roueck and Waren, Sosiologi)
3. Gejala
psikis dan cara manusia berlaku seperti yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antara manusia dengan manusia (KPPK No.73, Ilmu jiwa sosial)
4. Tingkah
laku idividu manusia dalam kelompok khususnya dan dalam lingkungan
sosiokultural pada umumnya( W. Toman, Enfuehrung
in die moderne psykologie)
Dari
rumusan-rumusan diatas menjadi pegangan dalm mentukan objek formal psykologi
sosial. Menurut Dr. W.A. Gerungan, dalam
bukunya psykologi sosial, 1991 : 44)
secara lengkap merumuskan objek formal dari psykologi sosial yang
bunyinya sebagai berikut : “Ilmu jiwa sosial adalah satu ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan meyelidiki : pengalaman dan tingkahlaku individu manisia
seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial”.
Metode
penelitian psykologi sosial
Psykologi sosial,
selain menggumakan metode-metode psykologi, juga menggunakan metode-metode
sosialogi tertentu. Dibawa ini metode-metode yang biasanya digunakan dalam
penelitian sosial sebagai berikut :
Ø 1. Metode
Eksperimen
Wilhelm Wund, yang pertama kali dan
mendasarkan metode ini untuk psykologi secara ilmiah, menetapkan beberapa
syarat oleh eksperimen psykologi:
a. Kita
harus dapat menentukan dengan tepat waktu terrjadi gejalah yang kita selidiki
b. Kita
harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala yang kita ingin selidiki dari
mulanya sampai pada akhirnya, dan kita harus mengamati dengan perhatian yang
khusus.
c. Tips-tips
observasi (penamatan) harus kita dapat mengulangi dalam keadaan-keadaan yang
sama
d. Kita
harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen
Maksud
metode eksperimen itu memanglah untuk menimbulkan dengan sengaja satu gejala
guna dpat meneliti berlangsungnya dengan persiapan yang cukup dan perhatia yang
khusus. Syarat-syarat a dan b kiranya diadakan guna memenuhi maksud
ekperimen tersebut diatas. Hal-hal yang diamati itu hendaknya dicatat
denganjelas supaya tiap-tiap orang dapat membacanya, sehingga dapat dikontrol.
Syarat c diadakan supaya eksperimen
itu dapt diulangi oleh orang lain yang hendak mengecek apa yang terjadi dalam
eksperimen itu. Syarat-syarat objektifitas eksperimen tersebut.
Syarat d diadaka supaya, dengan mengubah sysrat ekperimen, dapat kita
periksa perubahan-perubahan syarat mana yang mempengaruhi jalan dan hasil eksperimen
itu. Dengan demikian dapat kita peroleh keterangan yang lebih mendalam mengenai
satu gejala serat faktor-faktor yang mempengaruhinya dan wujud faktor-faktor
tersebut. Metode tes dalam psykologi sebenarnaya termaksut dalam metode
eksperimen.
Ø 2. Metode Survei
Metode ini merupaka
metode dimana penyelidik mengumpuklan keterangan-keterangan seluas-luasnya
mengenai kelompok tertentu yang ingin ia selidiki. Biasanya survei itu diadakan
dengan enggunakan wawancara, obsevasi, dan angket/kuesioner sebagai alat untuk
mengumpulkan keterangan-keteranga/data.
Survei
biasanya meliputi orang banyak. Penting sekali bahwa penyelidik memiliki
kelompok kecil yang merupakan satu sampel yang representatif dari pada kelompok
besar yang diselidikinya. Sesudah memiliki sampel yang representatif itu,
peneliti melaksanakan sueveinyaterhadap kelompok orang yang termaksud sampel
tadi (yang terbatas jumlahnya). Tetapi hasil penelitian itu lalu dapat dianggap
sebagai hasil yang diperoleh dari kelompok yang lebih besar dan lebih luas yang
ingin ia selidiki pada mula-mulanya. Hal ini berarti bahwa sejumlah orang yang
terpilih itu mewakili semua golongan, keadaan, dan sifan yang terdapat pada
kelompok yang besar dan luas tadi. Mengenai cara-cara memilih sampel ini
sehingga meripakan cuplikan yang betul-betul mewakili keseluruhannya, dapat
dipelajari daril ilmu statistik.
Ø 3. Metode
Diagnostik-Psikis
Dalam
mengumpulkan keterangan-keterangan empiris mengenai objek objek penelitian
psykologi yang dapat menggambarkan segi-segi psykologi dengan lebih mendalam
untuk memperoleh keterangan mengenai pendapat-pendapat orang, cukuplah
dirumuskan daftar pertanyaan (angket) yang lalu disebarkan dengan permintaan
supaya pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan sejujur-jujurnya. Tetiapi untuk
memperoleh keteranga yang lebih mendalam mengenai sikap perasaan dan
kecenderungan-kecenderungan pribadi orang, maka perlu juga membuat apa yang
disebut dengan skala-skala siakap (attitude-scales)
yang pembuatannya sendiri telah berdasarkan sebuah penelitian.
Selain bermacam-macam
skala sikap, psykologi sosaial juga menggunaka tes-tes kepribadian, yaitu
tes-tes proyeksi sperti tes Rorshach, Zulliger, Thematic Appercepton tes, dan
tes psykologi lainnya yang dapat dipergunakan oleh sarjana psykologi keluaran
fakultas psykologi.
Ø 4. Metode Sosiometri
Metode ini, yang di
temukan oleh Moreno, merupakan metode baru dikalangan ilmu sosial, dan
bermaksud untuk meneliti intra-group-relatons
atau salin berhubungan antara anggota kelompok didalam satu kelompok.
Untuk meperoleh
keterangan mengenai saling hubungan antar anggota kelompok itu, diajukan sebuah
daftar pertanyaan kepada semua anggota kelompok itu yang ingin
diselidiki,misalnya sebuah kelas di sekolah. Daftar pertanyaan itu merupakan ajakan
untuk menentukan sikap anggota kelompok terhadap anggota kelokpok lainya, yang
ia kenal. Ia, misalnya, diajak unutk memilih antara kawannya sekelompok kelas,
kawan yang palin cakap sebagai pemimpin kelompok, atau kawan yang cocok sebagai
kawan sekerja, dan lain-lain,bergantung kepada sifat-sifat yang ingin kita
selidiki dengan metode ini.
Pertanyaan untuk
memilih kawan sekelokpok yang mempunayai sifat-sifat tertentu itu dapat
juga berlaku bagi pilihan lebih dari
satu orang, begantung kepada tujuan penelitian itu. Misalnya peryanyaan itu
sebagai berikut : “pilihlah tiga orang kawan sekelompok yang menurut pendapat
saudara adalah orang yang cocock sebagi kawan sekerja (kawasan untuk kerja sama). Yang paling cocok hendaknya disebutkan
pertama”, dan sebagainya.
Tentulah metode
sosisometris bukanlah merupakan metode yang mutlak, tetapi seperti juga metode
lainnya, mempunya batas dalam menunjukan keadaan-keadaan yang sebenarnya.
Begitu pula metode sosiometrsis hanya memberi gambaran mengenai situasi saling
hubungan anatara anggota kelompok pada saat
itu saja. Belum tentu gambaran interaksi itu masih tetap demikian sesudah
beberapa bulan kedepan. Jadi perlu ada pengecekan keambali.
Ø 5. Metode
Sosiograam
Berdasrkan jawaban-jawaban
tiap kelompok dapatlah dibuat sebuah soisogram
yang memperlihatkan dengan jelas letak saling hubungan antara amggota kelompok
sesuai dengan perntara sosial yang mereka pegang didalam interaksi dalam
kelompok itu. Sosisogram merupakan
hasil penelitian sosiometri, dan
dengan menganalisis sebuah sismogram itu daptlah kita ambil bemacam-macam
kesimpulan mengenai saling hunbungan antara anggaota kelompok yang diteliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar