Selasa, 12 Januari 2016

belajar bijak

Fungsi Filsafat Dalam Kehidupan
"for everyone"


Fungsi Filsafat Dalam Kehidupan


Untuk apa orang belajar filsafat? Pertanyaan semacam ini sering dilontarkan kepada para pembelajar filsafat, karena merka melihat bahwa secara material, filsafat tidak memiliki sumbangsih. Menurut saya, kunci peradaban bermula dari filsafat yang berawal dari pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan. Namun, pembahasan kali ini berbicara perihal beberapa catatan pokok fungsi filsafat yang saya bagi menjadi dua: fungsi filsafat pada umumnya, dan fungsi filsafat dalam kehidupan intelektual bangsa Indonesia pada khususnya.

  1.  Fungsi Filsafat

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik dan secara historis.

Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.

Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya  tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat:



(1)   suatu penertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.

(2)   Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara dogmatisdan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif.

(3)   Pendasaran metodis dan wawasan  lebih mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi.


Dapat dikatakan bahwa filsafat sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, pengarang, dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, termasuk kiayi, pendeta, pastur,dan teolog.


2. Filsafat di Indonesia


 Filsafat tidak hanya berguna pada umumnya, melainkan mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial-budaya Indonesia. Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini antaralain:

(1)   bangsa indonesia terletak di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi banyak bidang dan hanya hanya untuk sebagian dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis.

(2)   Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun. filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara museal dan verbalistik, melainkan evaluatif, kritis, dan refleksif, sehingga kekayaan rohani rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus-menerus identitas modern bangsa Indonesia.

(3)   Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk tidak tertipu oleh slogan-slogan ideologis, untuk melihat secara terbuka masalah-masalah masalh sosial secara percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung.

(4)   Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas dan lingkungan akademis.

(5)   Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila. Jadi filsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar agama, karena argumentasinya mengacu pada manusia dan rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu itupun tanpa mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supaya dapat berbicara satu sama laindan bersama-sama memecahkan masalah-masalah nasional.

* tulisan di atas hanya sebuah analisa terhadap pandangan orang pada umumnya yang menganggap bahwa orang yang belajar filsafat hanyalah orang yang kurang kerjaan.


Tags: filsafat, budaya
Prev: Kebijakkan?
Next: SIAPA AKU; ada yang tahu tentang apa yang terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar